RSS Feed

Sebuah Pengkhianatan (bag 2)

Posted by Balya Label:

Perjalanan dengannya aku mulai malam ini. Dia mengajakku kencan. Kita membuat janji untuk bertemu di tempat di mana aku pertama kalinya bertemu denganmu. Tapi, malam ini aku tidak menemuimu meskipun aku berada didekat rumahmu. Karena aku telah berjanji dengannya untuk menikmati malam minggu ini. Dan cerita ini berpindah ketika aku melihatnya untuk pertama kali setelah setahun belakangan ini. Ternyata seperti ini wajah kekasihku. Jauh lebih cantik dari pada yang aku bayangkan. Dan aku mendapatkan yang lebih ternyata. Malam minggu ini aku habiskan dengannya dipantai.Tampak takut sebenarnya aku untuk mengajaknya kepantai malam-malam seperti ini. Jalannya begitu sepi, gelap dan ketakutanku adalah pada orang-orang yang mungkin berniat jahat kepadaku. Tapi dirinya tak pedulikan itu, dia malah mengiyakan kalau diujung jalan ini ramai orang. Orang-orang seperti aku dan dia. Dalam jalanan yang gelap dan sepi, dia lingkarkan tangannya di pinggangku. Begitu erat dan semakin erat. Tanganku tak terasa terpancing untuk memegangnya saat itu. Karena menurutku belum saatnya aku melakukannya. Sampailah di ujung jalan itu, dan ternyata tak ada orang yang tengah berpacaran. Melainkan ada dua bapak-bapak yang tengah asyik memancing. Arah mata mereka memandang curiga kepada kami. Hendaknya apa yang akan kami lakukan malam-malam di pantai. Lalu setelah roda motor berhenti, dia mengajakku untuk menyusuri pantai dan duduk-duduk diatas batu. Pertama tak kuturuti omongannya, karena perasaanku masih tak menyangka-nyangka, apakah ini mimpi atau bukan. Dan langkahku tertahanpun karena ketidakenakanku dengan dua bapak-bapak tadi. Tetapi ajakannya mengalahkan ketakutanku itu. Kami melangkah menyusuri pantai, dan dia menawariku untuk memegang tangannya. Aku lantas mengamininya. Dalam beberapa langkah kami pun berhenti pada sebuah batu besar. Kami duduk diatasnya. Udara dingin menyeruak masuk ke sela-sela pakaian kami. Dan lagi-lagi dia menawariku untuk memeluknya. Entah setan apa yang merasukiku malam itu, tangannya pertama aku genggam dan ku geserkan arah tubuhnya menghadapku. Kami saling berpandang-pandangan. Dalam belaian angin malam dan taburan bintang-bintang, keromatisanpun datang. Kami pun berpelukan, saling menghangatkan satu sama lain. Untuk beberapa detik tubuh kami pun terlepas. Kami pun kembali bertatapan lagi. Mata kami saling berpandang-pandangan. Lalu, perlahan wajahnya mendekat dan begitu dekat. Dan pada akhirnya bibir kamipun saling bersentuhan. Lekat dan semakin lekat. Kamipun saling memainkan lidah didalamnya. Akh.. saat seperti ini aku tak ingat apa-apa. Pun tak ingat dosa. Kenikmatan telah mengalahkan segalanya...

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Jejak